Membangun ” TRUST “


Mengajak masyarakat untuk mempercayai (trust) sekolah yang dikelola bukanlah hal yang gampang. Masyarakat tidak sekedar disuguhi wajah bangunan sekolah yang besar dan megah, namun juga harus disuguhi dengan layanan yang dapat memberikan jaminan keberhasilan belajar setiap siswa. Ideologi pemikiran visi dan misi yang dijanjikan hendaknya dapat diwujudkan oleh sekolah, – menjadi kenyataan  dan tidak sekedar hanya ditulis sebagai jargon pemanis yang ditawarkan kepada masyarakat. Inilah yang menjadi tantangan berat bagi sekolah agar sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf, serta stakeholder) bekerja keras dan kompak.

Sekolah memang mengemban tugas berat, dimana sekolah harus berjuang secara langsung di dua sisi yaitu sisi fisik sekolah dan sisi non fisik. Contoh sisi non fisik adalah pelahayan pendidikan dan pembelajaran secara baik dan berkualitas. Kedua hal tersebut harus didukung oleh dua kekuatan yaitu modal sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (dana) yang siap, baik dan unggul.

Jika sekolah telah mampu memberikan yang terbaik kepada setiap siswa, yaitu menjadikan siswa unggul dan berkarakter sesuai dengan ideologi pemikiran yang dituang dan digambarkan dalam visi-misi sekolah, maka lahirlah trust yang kuat masyarakat kepada sekolah. Dan iklan berjalan untuk sebuah sekolah itu menjadi kekuatan baru sebagai publikasi di tengah-tengah masyarakat.

———————————

Sekolah di Masa Pandemi

“Tidaklah penting sekolah itu harus punya gedung besar, tinggi, dan megah. Karena sekolah di era digital dapat dilakukan dengan sistem belajar jarak jauh”. Hal itu merupakan sebuah pemikiran baru sekolah di masa pandemi.  Sekolah model demikian sudah dipraktekkan oleh sebagian masyarakat penggiat pendidikan dengan penguasaan literasi digital dengan baik.  Itu sangat wajar, karena saat ini dunia sudah memasuki era digital yang memiliki banyak perbedaan dengan era sebelumnya. Era digital akan merubah seluruh pola kehidupan. Mau tidak mau, hidup di era digital diikuti dan hal itu menjadi kewajiban bagi pribadi atau kelompok.

Perubahan – perubahan karena era digital merupakan sesuatu yang tidak terelakkan. Sekolah formal mau tidak mau harus mengikuti teknologi digital. Sekolah harus menguasai dunia digital itu, karena tidak menutup kemungkinan pembelajaran kedepannya akan menggunakan dua model pembelajaran, yaitu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan pembelajaran dalam jaringan (daring/ online). Pembelajaran model daring di era pandemi seperti saat ini dapat dikatakan sebagai modal utama bagi guru untuk beralih dari pembelajaran TM menjadi pembelajaran daring. Insyaallah, jika sekolah diperkuat oleh SDM (guru) yang menguasai dengan baik literasi digital, maka trust sekolah itu baik dan kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *